Tekan tombol untuk:

Oktober 4 – 10, 2015
Menikmati keindahan San Francisco Bay Area

Setelah satu minggu bekerja keras, tibalah saat berlibur.

Julie Anderson adalah seorang pemandu istimewa yang memimpin kami berwisata di daerah San Franciso. Dalam waktu singkat, kami belajar untuk berjalan kaki dengan gaya cepat melintasi jalanan SF yang naik turun. Kami dibawa keliling dan mendapat penjelasan mengenai beberapa tempat-tempat yang menjadi tujuan wisata di kota San Francisco seperti Civic Center, Union Square, China Town dan North Beach, Ghirardelli Square, dan Fisherman’s Wharf. Erni mendapati sebuah kata yang tertulis di pinggir jalan North Beach dekat toko buku City Lights Books. Paul Yamazaki, atasan dari bagian pembelian pasokan toko, meyakinkan dukungan beliau pada Dalang dengan menguraikan sejarah toko buku istimewa ini seraya menunjukkan setiap bagian tokonya.

Kami melintasi Jembatan Golden Gate dengan berkendaraan dan makan siang di Marin Headlands, kemudian menuju Golden Gate Park, di mana kami mampir di De Young museum dan Conservatory of Flowers.

Kami mengunjungi Alcatrez, penjara terkenal, dengan menumpang kapal. Setelah itu kami berjalan di sepanjang pantai menuju Ferry Building untuk makan siang.

Jika mengunjungi California tak mungkin tidak menyusuri pantainya, mengunjungi menara mercusuar, dan melihat pohon redwood. Kami menghabiskan waktu sepanjang hari diantara pohon-pohon redwood di Big Basin National Park dan dalam perjalanan pulang melewati CoastHway 1 kami mampir di Pidgeon Point Lighthouse.

Karena John Steinbeck adalah salah satu penulis Amerika pujaan Anin dan Salinas tidak jauh dari rumah, kami mengunjungi Steinbeck Museum, makan siang di Old Steinbeck house, dan mengunjungi The Farm, sebuah pertanian organic untuk menikmati apa yang disebut “the fat of the land” oleh Steinbeck dalam karyanya “Of Mice and Men”. Yessenia Guzman dan Eric Mora, Tour and Marketing Coordinator dari Steinbeck Center, dengan ramah mengatur segala keperluan kami pada hari itu.

Tamara Donovan meluangkan waktu untuk berbagi pengetahuannya mengenai kampus Standford. Sejarah awal Standford dijelaskannya dengan sangat menarik sambil berjalan menuju ke masing-masing tempat terkenal di Stanford. Mulai dari The Oval, kami menuju ke White Plaza, Main Quad, Canter Center, Hoover Tower dan berakhir di sebuah taman dengan patung-patung ukiran khas Papua.

Mengunjungi Amerika pada tanggal 30 Oktober berarti harus siap untuk ikut mengukir buah labu sebagai acara persiapan pesta Halloween.

San Francisco Bay Area terkenal akan berbagai macam makanan. Bagi pendatang yang baru pertamakali berkunjung daerah ini yang harus dicoba adalah steamed artichokes, sarapan pancake, dan makan malam steak and roasted vegetables, sajian daging panggang lengkap dengan sayur-sayuran.

Anindita Thayf – penulis Daughters of Papua (Tanah Tabu):

“Membuat saya lebih mengenal Amerika; manusia dan budayanya—ternyata saya dan mereka tidaklah jauh berbeda.”

Steinbeck Museum: “Bertemu penulis Steinbeck–walaupun hanya berupa foto dan peninggalannya–adalah sesuatu yang paling berkesan bagi saya. Sebab Steinbeck adalah salah satu penulis kesukaan saya.”

Mendapat teman baru: “Saya dan Stef adalah satu pasangan penulis dan penerjemah yang “dijodohkan” oleh Dalang, dan untuk pertama kalinya bertemu muka sehari sebelum kami berangkat ke Amerika. Bersama-sama, kami melewati ngantuk dan lelah, panik dan lega, tekanan dan tuntutan selama seminggu acara berlangsung. Hasilnya, kami membawa pulang banyak kenangan, juga pelajaran, serta benih persahabatan baru.”

Mengunjungi China Town lalu ke City Lights Book Store. Toko buku ini berperan besar dalam sejarah toko buku San Francisco dan masih berdiri kokoh hingga sekarang.

Stefanny Irawan – penerjemah Daughters of Papua (Tanah Tabu):

Ini merupakan salah satu pengalaman tak terlupakan dalam hidup saya. Sungguh menyenangkan bertemu dengan orang-orang baru yang bersemangat membicarakan tentang sastra Indonesia yang saya terjemahkan. Kami terlibat dalam obrolan yang menarik dan berarti tidak hanya mengenai karya tersebut, namun juga tentang kebudayaan dan masyarakat Indonesia secara umum. Semua ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya selaku penerjemah dan orang Indonesia.

San Francisco: Sungguh menyenangkan! Andai saja kami punya lebih banyak waktu untuk menjelajahi SF Bay Area dengan lebih baik lagi.

Point Lobos: Pantai yang dipenuhi batu-batu kecil sejauh mata memandang? Menakjubkan.

Pumpkin at Lian’s house: Ini kali pertama saya mengukir labu dan saya membuat satu labu yang gembira!

Erni Aladjai – penulis Kei (Kei):

Pengalaman berharga adalah betapa orang Amerika membuka hati dan tangan mereka untuk mendengarkan kami berbicara tentang karya kami. Tempat yang paling mencerahkan adalah Penjara Alcatraz bagi saya, karena di sini saya merenungkan dan bersyukur atas segala yang saya miliki, kebebasan dan kemerdekaan saya.

Nurhayat Indriyatno Mohamed – penerjemah Kei (Kei):

Saya berangkat dengan harapan saya akan mampu menyumbang pada memperkenalkan sastra Indonesia. Ternyata, perjalanan ini membuat saya merasa bahwa selain dari ikut terlibat dalam membuka lebar pemahaman akan sastra Indonesia, dalam jati diri saya terbangun keyakinan dan kecerdasan yang memperkaya diri sendiri. Penghargaan Nobel untuk Ibu Lian!

Aku sangat menyukai perjalanan ke Jembatan Golden Gate dan Marin Headlands, karena hal yang paling istimewa dari San Francisco adalah Jembatan Golden Gate. Berjalan melintasi jembatan, dengan pemandangan kota secara penuh, adalah pengalaman luar biasa. Karena aku dulu kuliah di jurusan teknik, aku dapat menghargai pembangunan teknis dari jembatan ini, terutama ketika pertama kali dibangun.

Berjalan-jalan di hutan pohon redwood Big Basin adalah pengalaman yang luar biasa. Berada di antara pohon-pohon raksasa dan mengetahui bahwa mereka telah berdiri di sana selama berabad-abad, beberapa dari mereka sebelum kedatangan Columbus ke Dunia Baru, adalah pengalaman yang merendahkan hati dan menunjukkan betapa kecilnya kita dalam alam semesta.

Untuk keindahan pemandangan tidak banyak yang bisa banding dengan terbenamnya matahari di pantai kerikil di Point Lobos. Warna yang mempesona dan permainan cahaya di air dan batu membuat pandangan yang sangat indah yang hampir bisa disentuh.

Choose Site Version
English   Indonesian