Tekan tombol untuk:

Lan Fang

Lan Fang lahir di Banjarmasin, pada tanggal 5 Maret 1970, dan meninggal pada 25 Desember 2011. Ia adalah putri sulung keluarga Gautama yang berkecimpung dalam dunia perdagangan.

Dalam hidupnya yang singkat sepanjang 41 tahun ini, ia menyelesaikan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Surabaya. Namun, ia lebih tertarik pada dunia kepengarangan daripada menekuni pekerjaan di bidang hukum.

Semasa hidupnya, penulis yang termasyhur ini juga terkenal karena kemurahan hati dan kepeduliannya pada masyarakat pada umumnya. Sikap ini tampak nyata dalam tulisannya maupun kehidupan sehari-harinya, seperti membimbing para pelajar dalam berbagai bengkel penulisan kreatif.

Lan Fang pernah meraih penghargaan Khatulistiwa Award pada 2008 untuk novelnya, Lelakon. Cerita pendeknya termasuk dalam 20 Cerpen Terbaik Indonesia dalam Anugerah Sastra Pena Kencana 2008 dan 2009.

Buah tangan Lan Fang, Ciuman di Bawah Hujan, dimuat di harian Kompas pada 2009 sebagai cerita bersambung. Gramedia Pustaka Utama menerbitkannya sebagai novel dengan judul yang sama pada Maret 2010.
Lan Fang adalah seorang penulis yang berhasil. Gramedia Pustaka Utama menerbitkan karya-karyanya secara berturut-turut sejak 2003 hingga 2010. Karya-karyanya, antara lain, adalah Reinkarnasi (2003), Pai Yin (2004), Kembang Gunung Purei (2005), Laki-Laki yang Salah (2006), Yang Liu (2006), Perempuan Kembang Jepun (2006; cetak ulang 2012), Kota Tanpa Kelamin (2007) dan Lelakon (2007).

Lan Fang meninggal di Singapura tepat pada hari Natal pada 25 Desember 2011 karena penyakit kanker hati. Kematian Lan Fang merupakan kehilangan besar bagi dunia sastra Indonesia. Kepergian penulis istimewa yang terlalu cepat ini bahkan merupakan suatu pukulan bagi para pembaca yang menyukai tulisan jujur, cemerlang, dan menyentuh hati.

 

Elisabet Titik Murtisari

Elisabet Titik Murtisari lahir dan besar di Salatiga, Jawa Tengah – kota di mana ia betah tinggal karena masyarakatnya yang majemuk dengan latar belakang berbagai budaya dan karena sejarah penjajahan yang masih terlihat dari bangunan-bangunannya.

Ia memperoleh gelar master dalam bidang Studi Penerjemahan dari Australian National University (ANU) dan PhD dalam bidang yang sama dari Monash University, Australia.

Karena kecintaannya mengajar dan melakukan penelitihan, ia kembali ke Salatiga dan bekerja sebagai pengajar di Universitas Kristen Satya Wacana.

Ia menaruh minat antara lain dalam bidang penerjemahan – terutama penerjemahan karya sastra, budaya, sosiolinguistik dan pragmatik.

 

 

Choose Site Version
English   Indonesian