Mochtar Lubis
7 Maret 1922 – 2 Juli 2004
Mochtar Lubis adalah salah satu sastrawan Indonesia yang tersohor di dunia sastra Indonesia. Beliau pun seorang wartawan bertaraf dunia yang sangat teguh memperjuangkan kemerdekaan dan meyakini persamaan hak bagi kemanusiaan, kebenaran, dan keadilan.
Pada tahun 1952 beliau menerbitkan Times of Indonesia, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Lubis pernah menjadi penulis berita untuk United Nations selama perang Korea. Beliau juga dikenal sebagai penyunting surat kabar harian Indonesia Raya yang tidak pernah lepas menyuarakan kebenaran yang mengangkat kecurangan dan tindakan buruk yang dilakukan pejabat pemerintah.
Senja di Jakarta, menjadi karya terbaiknya yang dikenal di dunia barat dan diterbitkan di Inggris dengan judul Twilight in Jakarta (Hutchinson & Co. 1963). Karya itu dianggap sebagai novel Indonesia pertama yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris. Lubis mengerjakannya selama dalam tahanan rumah pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Perjuangan keras Lubis sebagai wartawan menghasilkan banyak penghargaan internasional baginya. Beliau adalah penulis Indonesia pertama yang mendapat penghargaan Ramon Magsaysay dari Philipina sebagai wartawan dan sastrawan pada tahun 1958. Pada tahun 2000, International Press Institute menganugerahi beliau dengan memasukkannya ke dalam daftar 50 World Press Freedom Heroes.
*****
Bab 7
Sadeli telah dua hari kembali ke Singapura. Umar Yunus telah kembali dari Sumatera, membawa muatan yang berharga. Kiriman senjata dan alat-alat radio telah sampai dengan selamat. Pelayaran tak diganggu oleh musuh. Tiga kapal gula telah masuk pula.
Sadeli merasa amat gembira. Penerbangan pertama David telah diaturnya dengan saksama. Dia telah melakukan hubungan radio rahasia dengan Kolonel Suroso. AURI telah dihubungi. Dia ingin ikut dengan penerbangan pertama. Tetapi Kolonel Suroso memerintahkannya supaya tetap tinggal di posnya dan menunggu perintah selanjutnya.
Kini dia hanya menunggu hingga penerbangan pertama berlangsung. Garis penerbangan yang telah mereka pilih adalah Bangkok – Singapura – Jambi -Lampung – Yogyakarta – menyusur pantai selatan Pulau Jawa. Dia akan mengirim Ali Nurdin ikut dengan penerbangan ini. Bukan saja untuk membawa laporan untuk Kolonel Suroso, tetapi agar dia dapat menuliskan pengalamannya untuk disiarkan.
Ali Nurdin mengusulkan untuk mengundang beberapa wartawan luar negeri ikut dalam penerbangan ini. Akan banyak manfaatnya bagi propaganda di luar negeri. Ia telah mengirim kawat minta persetujuan Yogyakarta. Muatan obat-obatan yang amat diperlukan di dalam negeri telah tersedia pula untuk diangkut dengan pesawat udara David Wayne. Dokter Banerji telah memberi bantuan obat-obatan. Malahan sebagian merupakan sumbangan dari penduduk India di Singapura.
Ali Nurdin telah bekerja amat baik. Perhatian dari bantuan masyarakat di Singapura dan Tanah Melayu pada revolusi Indonesia tambah meningkat. Warna Merah Putih amat populer.
Tinggal sebuah masalah yang belum diselesaikannya. Tindakan apa yang mesti diambil terhadap Umar Yunus. Dia telah memeriksa buku-buku Umar Yunus. Dan ternyata amat tak beres. Pembukuan dan pengeluaran uang kacau-balau. Menurut pemeriksaan yang telah dilakukan, terlihat kekurangan kira-kira setengah juta dollar Singapura.
Untuk membaca cerita ini secara lengkap silakan membeli bukunya melalui: http://obor.or.id/index.php?route=product/product&product_id=797&search=maut+dan+cinta