Makna di balik Pasola, acara tahunan perang adat antara dua kelompok penunggang kuda yang bersenjata lembing tumpul di Pulau Sumba, adalah roda yang menggerakkan cerita ini.
Melalui kisah hidup Waleka dan Ndalo, tetua adat dan penentu kebijakan pelaksanaan adat di Pulau Sumba bagian barat, pembaca akan diperkenalkan dengan cara hidup masyarakat Pulau Sumba bagian barat antara tahun 1934 dan 1979 dengan akrab.
Dengan penggunaan bahasa yang merdu dan jelas, Maria Matildis Banda dengan lincah menyajikan kebijaksanaan peraturan adat dan kebutuhan untuk mengikuti keperluan zaman sekarang, seperti mendapatkan pendidikan bagi semua warga, laki-laki maupun perempuan.
Demikian Pasola bermanfaat sebagai sumber penelitian budaya dan kemasyarakatan maupun wisata Pulau Sumba.